Selasa, 04 Februari 2014

EINE TASSE BITTEREN KAFFEES

eine Tasse bitterem Kaffee
schickst du mir an diesem Morgen
obwohl meine Lippen noch nicht trocken sind
vom Trinken des von dir verbreiteten Giftes
voller bewusst von dir erweckte Träume
um meine Freiheit in Ketten zu legen
du irrst
wieviele Jahre schon hälst du mich im Gefängnis
die erstickende Gefängniszelle hat meinen Körper geformt
nun ist er immun gegen alle Gefühle, Formen und Farben
dein Gift tötet mich nicht mehr
erst recht nicht dein bitterer Kaffee
er ist nur ein schwarzer Tropfen, der in anderen Schmutzflecken aufgeht
und dann abfällt mit dem Schweiß, der aus den Spalten meiner Wut fließt
sogar Tränen schmecken nun süß wie Zuckerlutscher
sie schmerzen nicht mehr, sondern machen mich froh
du lachst und denkst, ich leide
ich lache und sehe dich enttäuscht
deinen Becher leere ich langsam
ohne dass du wüsstest, mit was du ihn noch füllen könntest
denn alles, was du ausschenkst
bleibt sinnlose Vergeblichkeit
meine Seele wandert bereits
hinaus aus der Liebeslaube, die du mit ranzigem giftigen Gestank bestreust
nun kannst du mich nicht mehr ungehindert nehmen
mich vergiften oder mir eine Tasse bitteren Kaffees schicken
so wie du es heute Morgen getan hast
magst du es auch noch so gerne tun
du wirst es nicht schaffen
denn du hast keine Macht mehr
und ich habe versprochen
nicht mehr im Leiden zu leben

Berlin, Sparrstr.2, 2013
Add caption

STREIT

ich nehme deinen Zorn an
als Ausdruck deiner Liebe
mag er auch meine Gefühle verwunden
doch ich werde dich niemals zwingen
mir immer liebevoll zu begegnen
ich werde warten, bis du dich beruhigt hast
und auf den Moment, in dem du bereit bist, mir zu verzeihen

ich höre die Donner deiner Sehnsucht
ich höre die Unruhe, die deine Brust erdrückt
ich spüre deine Enttäuschung
ich spüre den Schmerz, der dir ins Herz schneidet
ich nehme all deine Vorwürfe an
als Zeichen meiner Unvollkommenheit
was auch immer du an meiner Haltung für falsch hälst
das bin ich, die ich vor dir niemals vollkommen sein kann

du brauchst mich nicht daran zu erinnern
wenn das den Schmerz in deinem Herz vertieft
ich werde mich von dir fernhalten
damit du mich leichter vergessen kannst

alle Erklärungen bleiben vergeblich
lieber schweige ich in tausend Sprachen
denn Worte werden vergeblich bleiben
wenn Ego und Logik nicht im Einklang sind

was auch immer zwischen uns passieren mag
es wird um nichts meine Liebe schmälern
und die Sehnsucht, die all die Zeit erwuchs
und sich vereinte in Seele und Körper
meine Liebe ist keine gewöhnliche Liebe
du brauchst sie daher nicht zu bezweifeln

Berlin, Sparrstr.2, 2013

LIEBE IN EINER TASSE KAFFEE

Dein Winken scheint mich aufzufordern, den Morgen gemeinsam zu genießen. Dann mache ich uns eine Tasse Kaffee und eine Scheibe Brot. Du lächelst bedeutungsvoll und ich verstehe, komm... du kommst auf mich zu und führst mich fort, ich folge und wir betreten den himmlischen Garten. Ich gleiche einer Himmelsnymphe, hin- und hertanzend. Du läufst im Garten mit den dornenlosen Blumen umher, und wir halten erst ein, als die Sonne schon hoch steht.

Berlin, Sparrstr.2, 2013

Jumat, 07 Oktober 2011

MERAPI OH MERAPI

Merapi oh merapi
Kapan aktivitasmu akan berhenti
Merapi oh merapi
Tak lelahkah engkau terus beraksi
Ribuan orang kini menanti
Melihat birumu kembali menjulang tinggi
Dengan cemara hijau di kanan kiri
Tinggi..... tinggi sekali
Menari-nari
Memanggil-manggil para pendaki
Untuk segera menguak misteri
Dari salah satu rahasia Ilahi
Merapi oh merapi.....
Apapun yang telah terjadi
Engkau tetaplah sahabat sejati
Bagi para petani
Dan para pendaki



Renungan menjelang bobo siang, 11.11.10, sparrstrasse 2
Mau bobo ciang kok nggak bisa ya.... kebayang kepulan asap merapi...
jadilah sepucuk puisi
selamat menikmati

Kamis, 06 Oktober 2011

MERAPI OH MERAPI

Merapi oh merapi
Kapan aktivitasmu akan berhenti
Merapi oh merapi
Tak lelahkah engkau terus beraksi
Ribuan orang kini menanti
Melihat birumu kembali menjulang tinggi
Dengan cemara hijau di kanan kiri
Tinggi..... tinggi sekali
Menari-nari
Memanggil-manggil para pendaki
Untuk segera menguak misteri
Dari salah satu rahasia Ilahi
Merapi oh merapi.....
Apapun yang telah terjadi
Engkau tetaplah sahabat sejati
Bagi para petani
Dan para pendaki



Renungan menjelang bobo siang, 11.11.10, sparrstrasse 2
Mau bobo ciang kok nggak bisa ya.... kebayang kepulan asap merapi...
jadilah sepucuk puisi
selamat menikmati

TAK PERLU KATA-KATA

apa yang ingin kamu katakan?
tidak perlu
gambaran wajahmu sudah mengatakan lebih dari yang ingin kamu katakan
gambaran wajahmu juga sudah mewakili apa yang ingin aku utarakan
tidak perlu berkata-kata
karena kamu memang tidak membutuhkan kata-kata
kamu hanya butuh keadilan
dan itu hanya bisa kamu dapatkan jika ada tindakan
bukan...
bukan kamu yang harus bertindak
kamu punya banyak hak
dan itu harus kamu minta
karena kalau tidak mereka hanya akan diam saja
dan hanya akan mengeruk keuntungan darimu
tak perlu kamu katakan
karena dari gambaran wajahmu
sudah terjawab hak-hak apa yang kamu butuhkan
tidak bisa ditawar-tawar lagi
hak aman dan nyaman dalam bekerja
hak mendapatkan upah yang layak
hak untuk mendapatkan cuti
hak untuk bersosiaisasi
hak untuk mendapatkan jam kerja yang jelas
hak untuk berorganisasi
hak untuk mendapatkan pendidikan
hak untuk mendapatkan layanan kesehatan
hak untuk terbebas dari kekerasan baik fisik maupun pshikis
dan masih banyak hak-hak lain yang seharusnya kamu dapatkan
tidak usah kamu katakan
dari gambaran wajahmu
sudah seharusnya mereka segera menjamin untuk bisa memenuhi semua hak-hak itu
seandainya saja mereka tak lalai untuk memenuhinya
tentu gambaran wajahmu tidak akan seperti ini

(For my hero Sumiyati and others Sumiyati-Sumiyati......)
menjelang tidur, Sparrtrasse 2, berln. 18.11.10

AKU DAN SYETAN 3

Wajah syetan terlihat tersipu malu
Ketika berpapasan sekembaliku dari mengambil air wudu
Kemudian dia berkata dengan suara sendu
“Aku salut pada keteguhan imanmu
Tetapi kamu jangan berbahagia dulu
Karena aku tak akan pernah ragu
Untuk datang padamu setiap waktu
Waspadalah selalu untuk menerima kejutan dariku
Karena seperti janjiku pada Tuhanmu
Aku akan terus mengganggu dan menggodamu
Hingga kamu terjerumus ke dalam neraka seperti diriku”
Lalu aku memercikkan sisa-sisa air wuduku
Ke wajah syetan yang mulai mencoba mempengaruiku
Syetan memekik pilu, seperti tertusuk sembilu
Kuhardik dia dengan firman-firman suci Tuhanku
Dia berlari mencoba menembus waktu
Takut tersengat cahaya yang menyinari ujung malamku

(Puisi adalah kebebasan jiwa untuk mengungkap semua yang dirasa)
Sparrstrasse 2, Berlin, menjelang fajar yang dingin, 22.11.10