Kamis, 06 Oktober 2011

AKU DAN SYETAN 1

Aku telah dikalahkan oleh syaithan malam ini
Yang menyaru dalam rupa rasa
Rasa dingin yang menggerus ke tulang-tulang
Membelenggu tubuhku dalam lelap di balik selimut tebal
Menuntun tanganku untuk mematikan alarm
Dan menindih mataku hingga terus terpejam
Hatiku terus meronta penuh luka
Tak rela jika pertemuan ini tertunda
Tetapi syaitan itu begitu kuat membelenggu rasa
Hatiku tersayat-sayat
Syaithanpun terus bergerak merapat
Mengikis keimanan dengan cara yang tepat
Dingiiiin.... badanku menggigil
Syaithan tertawa renyah
Meninggalkanku saat jam subuh sudah tiba
Entah strategi apa yang tengah disusunnya
Mengapa dia masih membiarkanku menyapa subuh?
Seandainya Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bertemu esok malam
Aku pastikan tak akan ada syaitan yang berani menghadangku di jalan

(Puisi adalah kebebasan jiwa untuk mengungkap semua yang dirasa)
Sparrstrasse 2, ba’da subuh. 19.11.10

Tidak ada komentar: