Kamis, 06 Oktober 2011

SECANGKIR KOPI PAHIT

secangkir kopi pahit
kau kirimkan padaku pagi ini
padahal bibirku belum lagi kering
menghirup racun yang kau tebarkan
lewat mimpi-mimpi yang sengaja kau bangun
untuk membelenggu kebebasanku
kau salah
sudah berapa tahun kau penjarakan aku
pengapnya bilik bui telah menempa tubuhku
hingga kebal terhadap semua rasa, rupa dan warna
racunmu tidak lagi mematikanku
apalagi kopi pahitmu
hanya menjadi butiran hitam yang menyatu dengan daki-daki
lalu luruh bersama keringat yang mengucur dari sela-sela kemarahanku
bahkan airmata kini terasa manis seperti kembang gula
tak lagi memedihkan tetapi membuat bahagia
kau tertawa mengira aku melara
aku tertawa melihat kau kecewa
cawanmu perlahan akan kosong
tanpa kau tahu dengan apa kau harus mengisinya
karena semua yang kau kucurkan
akan sia-sia tanpa makna
jiwaku telah mengembara
keluar dari bilik cinta yang kau taburi dengan bau anyir bisa
hingga tak bisa lagi kau dengan leluasa menjamah
meracuni atau mengirimiku secangkir kopi pahit
seperti yang kau lakukan pagi ini
sekalipun kau ingin sekali melakukannya
kau tetap tak akan bisa
karena kau sudah tak punya daya
dan aku telah berjanji
untuk tak lagi hidup dalam sengsara

Puisi adalah kebebasan jiwa untuk mengungkap semua yang dirasa


sparrstraße 2, 20.07.11 pkl 17.47
iseng, rehat sejenak dari rutinitas

Tidak ada komentar: