mendung
menggantung
berselubung warna kelabu
sendu
memagut asa
membalut menjadi sebuah kemelut
biaskan jiwa
yang merubah asa menjadi prahara
hatiku biru
menahan rindu
pada pucuk-pucuk pohon karet
pada bunyi belati yang menggores
menderas getah yang mengalir putih
dari tangan para buruh kebun
pada sebuah kampung di lembah gunung
yang dipagari pohon-pohon jati
dan daunnya kami jadikan sebagai pembungkus nasi
untuk membekali para petani
mengolah sawah hingga menghasilkan padi
di sanalah ari-ariku tertanam dengan damai
ingatanku melayang
pada tembang yang menghantarku
menikmati tidur siang
dalam buaian orang-orang tersayang
pada suatu masa
di mana padi masih menguning
suara kicau burung terdengar nyaring
dan kaki-kaki kecil berlari
mengitari halaman di bawah sinar purnama
cerita kolong wewe
yang menculik anak
cerita ular berkepala manusia
yang menghuni hulu sungai
dan buah coklat
yang merayu untuk dipetik
meski harus mengelabui sang mandor pabrik
masa itu telah berlalu
menyisakan kenangan-kenangan manis
yang sangat mengiris dan membuat bathin kerap menangis
tetapi sebagian masih tetap tinggal
meski ada yang hanya berupa batu nisan
semuanya menungguku untuk pulang
yah tentu...
aku akan pulang
untuk menyempurnakan cerita masa silam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar