Kamis, 06 Oktober 2011

KEBEBASAN YANG DIKEBIRI

salju turun deras sekali siang ini
hawa dingin semakin tak mau beranjak pergi
bahkan secangkir kopi panas beraroma Brasili
tak mampu menghangatkan rasa yang begitu sepi
terbayang wajah-wajah tanpa dosa yang dikebiri
dari kebebasan untuk menjalani ajaran yang diyakini
di mana matahari
aku rindu pada sinarnya yang membumi
menerangi jiwa-jiwa sunyi
yang bersembunyi dari tangan-tangan jahili
dan kemungkinan mati secara keji
di mana matahari
yang sinarnya menjadi lambang beberapa organisasi
tempat bernaung para ulama dan kyai
mengajak umat untuk saling mengasihi
saling berbagi dan menghormati
Salju turun deras sekali siang ini
membekukan dedaunan dan bebatuan
membekukan rasa traumatik dan ketakutan
dari setiap peristiwa dan kejadian
yang mengatasnamakan kebenaran
namun menistakan kebaikan-kebaikan
yang merupakan pondasi untuk menjalin persaudaraan
sebagai sesama anak negeri
di mana matahari
aku rindu pada sinarnya yang bisa membangkitkan energi
seperti juga aku rindu pada kisah-kisah para nabi
yang membawa pesan-pesan suci
dari agama-agama samawi
untuk disampaikan kepada manusia di muka bumi
agar tercipta kehidupan yang damai dan serasi
hingga akhir dunia nanti
salju masih turun hingga sore ini
matahari tak juga muncul untuk menghalau dingin agar segera pergi
rasaku tetap sepi
bayangan wajah-wajah tanpa dosa tetap menghiasi
meski cangkir kopi telah kosong tanpa isi

Tidak ada komentar: